Senin, 25 Agustus 2014

Perencanaan Keuangan Keluarga

sebagai Menteri Perencanaan Keuangan di rumah, saya memang harus selalu menyusun strategi agar semua keperluan rumah tangga kami bisa terpenuhi dengan baik. ga bisa dipungkiri memang kalo keperluan keluarga itu terus meningkat dan itemnya bertambah banyak semacam kenaikan inflasi gituh.

setelah menikah, keperluan rumah tangga kayak listrik, air, dll memang belum mengganggu isi tabungan. maklum, kami masih tinggal nempel alias nebeng orang tua. jadi pada masa itu memang gaji kami berdua cuma buat keperluan kami pribadi saja.

naahh begitu momoci lahir, mulai deh kami memikirkan untuk menabung dan investasi. telat memang tapi better late than never kan? sebelumnya kami memang sudah mempunyai tabungan yang nantinya akan kami gunakan untuk membangun atau merenovasi tempat tinggal kami kelak. kami memang memutuskan untuk tidak menetap selamanya di Jakarta karena homebase kantor suami ada di Jogja.

awal tahun 2014 menjadi titik awal keputusan kami untuk hijrah ke Jogja. alhamdulillah segalanya dipermudah. proses kepindahan saya alhamdulillah banyak yang membantu sehingga tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. tabungan untuk renovasi rumah mulai terkuras. tapi tak apalah, toh akhirnya rumah itu akan kami tinggali untuk beberapa tahun ke depan sebelum ada rejeki untuk membeli rumah baru dan mendesainnya sesuai impian kami.. ayooo diamini.. Aamiin..

ternyata biaya renovasi dan mengisi pernak pernik rumah memang pas mepet banget dengan tabungan yang tersedia. alhamdulillah tabungan itu memang khusus untuk rumah jadi tidak mengganggu porsi tabungan yang lain. tentang merenovasi rumah sesuai budget akan saya share nanti yaaa..

setelah tinggal pisah dari orang tua, saya dituntut untuk selalu cerdik, cermat, teliti dan apapun itu untuk mengatur keuangan keluarga. sebelumnya, saya memang sudah memilah dan memilih kebutuhan sesuai dengan prioritasnya. kira-kira ini daftar yang saya buat pada waktu itu:
  1. biaya operasional sehari-hari
  2. tabungan/investasi pendidikan anak
  3. tabungan kesehatan
  4. tabungan jalan-jalan
  5. tabungan/investasi pengembangan bisnis
  6. tabungan hari tua
  7. investasi hari tua
seluruh kebutuhan itu memang saya alokasikan dalam bentuk tabungan. untuk kesehatan pun saya mengalokasikannya dalam bentuk tabungan konvensional. kenapa bukan asuransi? karena kami memang pernah beberapa kali kecewa dengan produk bernama asuransi.

bagaimana saya mengatur uangnya?

nah terkadang saya juga bingung dan saya masih belajar sampai sekarang. saya memegang prinsip kalau segala hal yang ditabungkan harus dari awal sejak saya mendapatkan pendapatan. jadi,

Pengeluaran = Pendapatan - Tabungan

 
 mengapa tabungan harus di awal? 

karena saya sadar kemampuan saya menghabiskan uang. hahaha.. kalau saya tidak konsisten dari awal, akan sulit bagi saya mewujudkan semua impian saya. 

suami saya menjalankan usaha dan saya sadar betul bahwa pendapatan yang diterimanya akan ada up and down dan kami tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi di depan. jadi untuk mensiasatinya, seluruh pendapatan suami yang bukan berasal dari gaji bulanannya, akan kami alokasikan untuk pengembangan bisnis. segala sesuatunya kami lakukan dari nol insya Allah akan menjadi berkah dan kepuasan tersendiri bagi kami. aamiin..

banyak teman yang bertanya, kok saya isinya jalan-jalan terus. apalagi liburannya selalu bawa paket komplit. bagi kami, liburan adalah waktu kami merecharge energi dan bonding antar keluarga. jadi, saya memang benar-benar serius untuk selalu merencanakan liburan kami, saya selalu menyusun itinerary jauh hari sebelumnya sesuai tabungan liburan yang sudah kami kumpulkan. karena kami selalu mengikutsertakan momoci dalam liburan kami, ga mungkin saya memesan penginapan yang tidak nyaman untuk beristirahat. karena kalau anak sakit selama liburan, bukan hanya tabungan liburan kami yang habis tapi juga tabungan kesehatan ikut terkikis.. ya baiklah, call me pelit.. hahaha..
biasanya, daerah tujuan liburan sudah kami susun listnya jauh-jauh hari. daerah tujuan  liburan itu tentu saja yang child friendly yaaa, bukan hanya tempat wisatanya namun juga fasilitas lain seperti makanannya, urusan sanitasi, dll..
untuk tahun ini memang kami belum merencanakan liburan karena masih repot dengan urusan pindahan dan renovasi. kalau kami boleh memilih, kami ingin sekali umroh sekeluarga dan semoga sajaa masih ada rejeki untuk menyambangi Emirates Stadium seperti impian suami. Segalanya berawal dari mimpi kan?

Tidak ada komentar: